TEGAS, disiplin dan penuh tanggungjawab.Itulah yang diterapkan selama ini Kepala Suku Dinas Trantib, Pemerintah Atminitrasi Jakart Utara, Sulistiarto kepada seluruh anggotanya tanpa terkecuali.
Ini terbukti manjur, selama dia menjabat sebagai kepala Trantib Jakarta Utara yang tadinya malam-malasan kini berubah rajin. Dari kedisiplinan dan tanggungjawab di kantor itu secara berangsur-angsur keluarganya ikut dan mentaati aturan yang diterapkan di kantornya.
“Memang perubahan itu tidak serta merta langsung jadi, tapi saya juga butuh proses panjang menerapkannya. Tapi Alhamdulillah semua anggota mau dan peduli dengan peraturan yang kami buat,”jelas suami dari Elia R Komalasari ini.
Meski latar belakang sekolahnya bukan dari pemerintahan namun, dengan berbekal tekat dan kemauan keras akhirnya semua terwujud. Terbukti dalam menjalankan tugas berat seperti penertiban di Pendongkelan, Kelapa Gading, Jakarta Utara yang terkesan orangnya keras dia dapat taklukkan dengan mudah tanpa ada perlawanan yang berarti.
Pria lulusan Universitas Prof Mustofo yang lahir 46 tahun memang berobsesi besar untuk menciptakan Jakarta Utara yang aman tertib serta nyaman bagi warga. Bapak dari tiga anak Chyntia, Angkita dan Chairunisa tetap yakin kalau cita-citanya itu akan terwujud.
“Semua ini terwujud bukan semata-mata dari saya, tapi anggota juga ikut serta. Tanpa anggota saya tidak ada apa-apanya, untuk itu jika ada waktu luang saya menyempatkan diri untuk ngobrol dengan anggota untuk mengetahui permasalahan dibawah,” jelas pria yang sudah sekitar 3 tahun lebih memegang tongkat komando sebagai Komandannya Trantib di Jakarta Utara ini.
Dalam hal kesalahan yang dilakukan oleh anggotanya seperti meminta sesuatu ataupun memeras terhadap masyarakat dirinya tidak main-main. Siapapun anggota yang melakukan hal itu dirinya akan menindak tegas, kalau perlu di pecat.
“Cara seperti ini sangat membuat efek jeras bagi anggota saya yang melakukan kesalahan. Untuk itu saya minta kepada masyarakat jika meras di peras oleh anggota Trantib untuk tidak segan-segan melapor,” ungkap mantan Camat Penjaringan.
Ketika ditanya kenapa dari camat bisa langsung menjadi Kasudin. Dia menjelaskan kemungkinan dirinya dianggab oleh pinpinan berhasil menjalankan roda pemerintahaan di Penjaringan sehingga atasannya menarik untuk menduduki jabatan tersebut.
Diakui hingga saat ini Jakarta Utara memang belum terbebas dari kaki lima yang menggelar dagangannya di trotoar jalan dan becak. Meski begitu dirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menertibkannya sehingga Jakarta Utara akan terasa aman dan nyaman. (wandi/dms)