Selamat hari batik Indonesia! Sebagai salah satu pakaian nasional
kita, batik telah mendarah daging di Indonesia. Bahkan, batik mulai
populer di luar negeri. Terlihat, data eksport batik Indonesia meningkat
dari hanya 32 Juta Dollar pada tahun 2008 menjadi 300 Juta Dollar atau 3
Trilliun Rupiah pada tahun 2013 dengan Amerika Serikat, Jerman, dan
Korea Selatan sebagai pasar utamanya. Menurut data dari Kementrian
Perindustrian, tercatat ada 50 ribu pedagang batik, dengan tenaga kerja
sebesar 100 ribu orang. Tim Studentpreneur telah menyusun beberapa tokoh
berpengaruh yang berperan besar dalam tumbuhnya industri batik
Indonesia.
Kasom Tjokrosaputro
Almarhum Kasom Tjokosaputro adalah salah satu pebisnis batik paling
sukses di Indonesia. Merintis toko batik pertama di Solo pada tahun 1947
bersama sang istri Gaitini Tokosaputro, toko yang dinamai Batik Keris
berhasil menjadi salah satu merk batik paling terkenal di Indonesia.
Untuk segmentasi batik bermerk, Batik Keris termasuk salah satu merk
paling sukses. Target pasar dari Batik Keris lebih menarget pasar
menengah keatas yang mengutamakan kualitas tinggi.
Go Tik Swan
Meskipun almarhum Go Tik Swan meninggal pada tanggal 5 November 2008,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan Tanda Kehormatan Bintang
Budaya Parama Dharma kepada Go Tik Swan di tahun 2011. Peranan Go Tik
Swan dimulai ketika beliau berbincang dengan Presiden Soekarno di tahun
1955. Saat itu, batik Indonesia sangat lokal, batik Yogya, Solo,
Pekalongan, Lasem. Presiden menginginkan batik yang bisa
merepresentasikan Indonesia. Dari sana, akhirnya Go Tik Swan menciptakan
batik Indonesia yang sangat tenar di kalangan wanita kelas atas dunia
tahun 1960-1970an, itulah titik awal batik Indonesia diakui dunia.
Sepanjang hidupnya, Go Tik Swan telah mendesain lebih dari 200 motif
batik Indonesia, terpajang di berbagai museum international.
Iwan Tirta
Mirip dengan Go Tik Swan, almarhum Iwan Tirta juga terinspirasi untuk
menciptakan batik khas Indonesia, bukan hanya lokal. Bersekolah di
Amerika, Iwan pertama kali terinspirasi batik pada tahun 1960.
Mendapatkan dana dari yayasan Rockefeller (orang terkaya Amerika tahun
1900an), Iwan Tirta kembali ke Indonesia untuk belajar kesenian batik di
Surakarta. Rancangan busana batik Iwan Tirta tidak hanya dipakai di
Indonesia, namun juga koneksinya di Amerika. Beliau adalah tokoh penting
dibalik masuknya batik di Amerika.
Hartono Sumarsono
Posisi Hartono Sumarsono bisa dibilang langka. Kalau tiga tokoh
sebelumnya adalah seniman batik, maka Hartono adalah kolektor batik
paling gila di Indonesia. Sempat prihatin karena banyaknya batik langka
Indonesia di tangan kolektor asing, perlahan Hartono mengambilnya
kembali di Indonesia. Dari ribuan batik yang dia koleksi, sekitar 300
dia anggap sangat langka dan bagus, termasuk diantaranya batik Von
Franquemont, batik dongeng Metzelaar, Padmo Soediro, serta batik Van
Zuylen.
Sumber : http://studentpreneur.co/inilah-pahlawan-industri-batik-indonesia/