Susana dan Susani kini hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di sebuah
kamar berlantai ubin kasar dengan alas kasur lantai tipis. Selimut jarik
selalu menjadi teman mereka berdua menemani dinginnya udara di esa
Sriwungu Kecamatan Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah, rumah kedua
orangtuanya.
Susana dan Susani kini berusia 29 tahun. Keduanya sudah memiliki buah hati, maing-masing seorang putra. Kedua saudara kembar ini hanya bisa berbaring tak berdaya setelah penyakit langka membuah keduanya lumpuh layu sejak tahun 2007 lalu.
Tragisnya lagi, suami dan Susana dan Susanti juga kompak meninggalkan istrinya karena lumpuh itu. Kedua putri kembar pasangan Pak Sadirin dan Sri Rejeki itu pun hanya bisa pasrah setelah semua yang dimiliki lenyap termasuk sang suami.
Menurut Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo, semasa muda, Susana dan Susani adalah kembang desa. Banyak pria yang tergila-gila dengan keduanya.
"Dulu mereka itu cantik sekali mas, tetapi namanya nasib, sekarang suaminya malah pergi meninggalkan. Kasihan sekali nasibnya," ujar Widodo Budi Wibowo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).
Menurut Widodo, suami Susana dan Susani memiliki alasan yang sama meninggalkan istrinya. Kelumpuhan menjadi sebab para suami itu meninggalkan istri dan anaknya.
"Anak Suasana dan Susani kini yang tinggal di Pak Sadirin dan Bu Sri Rejeki itu. Mereka tinggal di situ semua setelah suaminya meninggalkan mereka," terangnya.
Selama ini pihak puskesmas setempat sudah berusaha memberikan bantuan pengobatan. Namun penyakit yang diderita kedua saudara kembar ini termasuk langka dan sulit.
"Katanya itu penyakit langka dan genetik. Makanya sulit obatnya dan langka memangnya penyakitnya," terang Widodo.
Menurut Widodo, berbagai upaya penyembuhan sudah dilakukan orangtua mereka. Jalan medis maupun non medis juga sudah coba diupayakan, namun hingga kini tak kunjung membuahkan hasil. Kini Pak Sadirin dan istrinya Sri Rejeki hanya bisa pasrah sambil berharap ada pihak lain yang membantu penyembuhan putri kembarnya itu.
"makanya kalau ada pihak yang membantu penyembuhan keduanya tentu keluarga akan sangat berterima kasih, karena penyakit itu langka dan puskesmas juga tidak bisa," terang Widodo.
Keluarga ini pun sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Terlebih saat ini anak dari Susana dan Susani juga hidup bersama kakek dan neneknya, Pak Sadirin dan Sri Rejeki.
"Ya semoga ada dermawan yang bisa membantu mereka berdua agar bisa kembali pulih dari sakitnya. Kasihan betul mereka berdua dan keluarga," ujarnya.
Susana dan Susani kini berusia 29 tahun. Keduanya sudah memiliki buah hati, maing-masing seorang putra. Kedua saudara kembar ini hanya bisa berbaring tak berdaya setelah penyakit langka membuah keduanya lumpuh layu sejak tahun 2007 lalu.
Tragisnya lagi, suami dan Susana dan Susanti juga kompak meninggalkan istrinya karena lumpuh itu. Kedua putri kembar pasangan Pak Sadirin dan Sri Rejeki itu pun hanya bisa pasrah setelah semua yang dimiliki lenyap termasuk sang suami.
Menurut Camat Tlogomulyo, Widodo Budi Wibowo, semasa muda, Susana dan Susani adalah kembang desa. Banyak pria yang tergila-gila dengan keduanya.
"Dulu mereka itu cantik sekali mas, tetapi namanya nasib, sekarang suaminya malah pergi meninggalkan. Kasihan sekali nasibnya," ujar Widodo Budi Wibowo kepada merdeka.com lewat sambungan telepon, Selasa (23/12).
Menurut Widodo, suami Susana dan Susani memiliki alasan yang sama meninggalkan istrinya. Kelumpuhan menjadi sebab para suami itu meninggalkan istri dan anaknya.
"Anak Suasana dan Susani kini yang tinggal di Pak Sadirin dan Bu Sri Rejeki itu. Mereka tinggal di situ semua setelah suaminya meninggalkan mereka," terangnya.
Selama ini pihak puskesmas setempat sudah berusaha memberikan bantuan pengobatan. Namun penyakit yang diderita kedua saudara kembar ini termasuk langka dan sulit.
"Katanya itu penyakit langka dan genetik. Makanya sulit obatnya dan langka memangnya penyakitnya," terang Widodo.
Menurut Widodo, berbagai upaya penyembuhan sudah dilakukan orangtua mereka. Jalan medis maupun non medis juga sudah coba diupayakan, namun hingga kini tak kunjung membuahkan hasil. Kini Pak Sadirin dan istrinya Sri Rejeki hanya bisa pasrah sambil berharap ada pihak lain yang membantu penyembuhan putri kembarnya itu.
"makanya kalau ada pihak yang membantu penyembuhan keduanya tentu keluarga akan sangat berterima kasih, karena penyakit itu langka dan puskesmas juga tidak bisa," terang Widodo.
Keluarga ini pun sangat membutuhkan uluran tangan dari para dermawan. Terlebih saat ini anak dari Susana dan Susani juga hidup bersama kakek dan neneknya, Pak Sadirin dan Sri Rejeki.
"Ya semoga ada dermawan yang bisa membantu mereka berdua agar bisa kembali pulih dari sakitnya. Kasihan betul mereka berdua dan keluarga," ujarnya.
Sumber : https://id.berita.yahoo.com/susana-dan-susani-dulunya-adalah-kembang-desa-namun-193100372.html