Peluang Usaha    Hobby    Budaya    Kerajinan    Wisata    Oto    Tekno    Olah Raga    Kuliner    Seleb    Pendidikan    Kesehatan    Seks    Modis    Amatir   
Home » , , , » Mendadak Sakit 'Aneh', Bocah di Purwokerto ini Butuh Pertolongan Medis Segera

Mendadak Sakit 'Aneh', Bocah di Purwokerto ini Butuh Pertolongan Medis Segera

Posted by KANG LINTAS on Senin, 14 Desember 2015


Banyumas - Gus Deva (10) siswa kelas tiga SDN 2 Karangwangkal, Kelurahan Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah, tiba-tiba sikap dan perilakunya berubah.

Dia lebih banyak diam, kedua tangannya bergerak-gerak tanpa aturan. Kaki kanannya juga tampak kesulitan berjalan tapi selalu bergerak.

Kondisi tak wajar ini terjadi pada anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Satim (42) dan Ratini (38) pada akhir November lalu.

Satim yang kesehariannya menjadi pemulung, mendapat informasi dari teman-teman sekolah Deva yang menyebut anaknya sempat terjatuh di selokan sekolah ketika bermain. Tapi Deva tak pernah bercerita soal kejadian tersebut ke keluarga.

"Kamis berangkat sekolah, teman sekelas bilang Deva jatuh tapi cuma kakinya saja di selokan. Saya perhatikan pulang sekolah biasa langsung main, setelah itu mulai diam di rumah tidak kemana-mana. Hari Jumat dia tidak berangkat sekolah, lalu hari Sabtu tidak berangkat lagi, ibunya tanya Deva kok berubah, kok main-main lidah terus, tangannya gerak-gerak sendiri, kakinya juga jalannya pincang," kata Satim kepada wartawan di rumahnya di RT 04 RW 03 Kelurahan Karangwangkal, Minggu (13/12/2015).

Orang tua Deva sempat membawa anaknya ke dokter. Namun dokter menyarankan agar Deva dibawa ke Puskesmas untuk meminta surat rujukan ke RSUD Margono Soekardjo agar diperiksa oleh dokter saraf.

"Saya cuma punya uang Rp 50 ribu saat itu. Itu pun hasil mulung selama empat hari. Bingung ongkos untuk ke rumah sakit, mau naik angkot trayeknya tidak sama, akhirnya naik becak," ujar Satim yang tinggal di rumah berukuran 4x5 meter.

Deva akhirnya diperiksa di RSUD Margono. Namun karena tak punya uang, Satim mengajukan pembayaran biaya pengobatan dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Dokter meminta Satim datang kembali menebus obat setelah hari kesepuluh pemeriksaan medis. Namun pada 9 Desember, Satim tak bisa membawa pulang obat untuk anaknya.

"Hari Rabu itu libur ternyata, saya tidak bisa nebus obat, ongkos untuk naik ojek Rp 20 ribu juga sudah habis. Waktu itu anak saya masih bisa jalan. Hari Kamis mau ke rumah sakit, saya sudah tidak punya uang lagi," tutur Satim.

Kondisi Deva semakin parah karena obat yang seharusnya dikonsumsi, tak bisa dibawa pulang orang tuanya dari rumah sakit. Seluruh badannya sudah tidak bisa dikontrol lagi, mulai dari tangan hingga kakinya bergerak tanpa aturan. Duduk dan berdiri sudah tidak bisa dilakukan.

"Sudah dua hari ini tidak bisa makan, kepalanya terus bergerak-gerak, kalau pun makanan masuk pasti muntah, sampai dia lemas baru bisa dikasih makan," ujar Ibu Deva, Ratini.

Satim dan Ratini makin kecewa karena Deva ditolak dirawat hanya karena menggunakan Jamkesmas di RSUD Margono pada Sabtu (12/12).

"Hari Sabtu kemarin, guru-guru Deva datang untuk membantu Deva berobat karena melihat kondisinya yang sudah semakin lemas dengan seluruh tubuh yang terus bergerak-gerak. Pertama dibawa ke RS DKT, di sana disuruh langsung ke IGD RSUD Margono karena hanya di sana yang ada dokter saraf," ujar Ratini.

Endang, guru SDN 2 Karangwangkal yang ikut mengantar Deva menyebut pelayanan rumah sakit mengecewakan karena Deva dipingpong. Setelah sempat dibuat kebingungan, dokter poli saraf menemui orang tua Deva dan menghubungi dokter jaga di IGD agar dapat mendaftarkan Deva untuk dirawat.

"Pas datang pakai dragbar (tandu darurat) saja tidak boleh, Deva harus digendong, saya paksa akhirnya dikasih pinjam. Di sana kita diputar-putar, dilempar-lempar. Lalu di poli saraf, dokter saraf menghubungi IGD dan bilang sudah telepon IGD supaya masuk nanti akan di observasi. Tapi setibanya di IGD, doker jaga bilang tidak bisa pakai Jamkesmas, bisanya pakai umum. Kalau pakai umum uang dari mana, karena kita tidak bisa pakai umum, lalu kita disuruh pulang, apa gunanya punya Jamkesmas kalau lihat kondisi anak sudah seperti ini tapi malah disuruh pulang karena pakai Jamkesmas," ujar Endang.

Saat dikonfirmasi terkait kejadian ini, Kabag Umum RSUD Margono Soekarjo, Nurekta mengatakan akan melakukan koordinasi dengan jajaran di rumah sakit. "Kami akan melakukan klarifikasi ke semua bagian, apakah memang benar seperti itu," ujarnya.

Nurekta menjelaskan ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan pasien pengguna Jamkesmas belum mendapat pelayanan perawatan/medis salah satunya belum lengkapnya persyaratan yang dibawa pasien.

"Kami bukan membela diri. Pada prinsipnya kami tidak pernah menolak pasien," tegas Nurekta.

Menurutnya prosedur perawatan pasien pada saat jam kerja memang harus melalui poli. "Kecuali itu pasien kegawat daruratan. Saya rasa petugas di IGD sudah sangat paham tentang itu," imbuh dia.

Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Banyumas dari Komisi D,Yoga Sugama mengatakan rumah sakit harusnya memberikan pelayanan kepada semua orang meskipun menggunakan Jamkesmas.

"Kejadian semacam ini mencoreng  potret dunia kesehatan, karena itu Gubernur, Kadinkes Provinsi dan management RSUD Margono harus segera melakukan klarifikasi dan menindak tegas kepada oknum tersebut," ujar Yoga.
(arb/fdn)

Sumber :  http://news.detik.com/berita/3094704/mendadak-sakit-aneh-bocah-di-purwokerto-ini-butuh-pertolongan-medis-segera

SHARE :
Kang Lintas
 
 
Copyright © 2014 KANG LINTAS. All Rights Reserved. Powered by Lintas Daerah
Template by Creating Website and Kang Lintas