Merasa kasihan dengan biaya yang dikeluarkan untuk tes laboratorium,
Elizabeth Holmes, memutuskan untuk mentransformasi layanan kesehatan.
Mahasiswi dropout dari Stanford University ini justru berhasil menjadi miliarder di usia 30 tahun.
"Bila
Anda ke dokter hari ini dan disarankan untuk tes laboratorium, maka
dipastikan Anda akan kembali ke dokter untuk melihat hasil cek darah
tersebut," ujar Holmes menerangkan muasal bisnisnya.
Proses
pemeriksaan bisa saja berlanjut bila ternyata ada fakta lain dari hasil
tes laboratorium itu. "Artinya, Anda akan kembali ke dokter untuk ketiga
kalinya," tambah Holmes di atas mimbar yang disiarkan Tedmed, situs seminar kesehatan online.
Holmes ingin mengubah itu semua. Saat usianya 19 tahun, Holmes memutuskan keluar dari Stanford--kampus yang mengajarinya microfluidics dan nanotechnology. Dia mendirikan perusahaan bernama, Theranos.
Theranos
memiliki sistem yang memungkinkan orang melakukan tes darah tanpa ke
laboratorium. Pasien cukup datang ke apotek untuk diambil sample darahnya. Sistem itu bisa mendeteksi puluhan dugaan penyakit pada setetes darah hanya dalam waktu beberapa jam saja.
Jelas,
itu dapat mengirit waktu dan biaya pemeriksaan darah, tanpa bolak-balik
ke dokter. "Ketika orang bisa mengakses informasi mengenai tubuhnya
sendiri, dia dapat mengubah pengeluarannya," kata Holmes.
Keberhasilan
revolusi tes laboratorium tersebut, membuat Holmes yakin perusahaannya
mampu menguasai kue pasar industri laboratorium diagnostik senilai US$76
miliar. Sebab, industri ini tinggal menunggu waktu lantaran tak adanya
inovasi sejak tahun 1960-an.
"Saya pikir, banyak anak muda
memiliki ide dan wawasan yang luar biasa, tapi kadang-kadang mereka
menunggu untuk melakukan sesuatu," kata Holmes saat diwawancarai laman CNNMoney. "Apa yang saya lakukan, hanyalah untuk memulai lebih awal," lanjutnya.
Holmes memulai usahanya dengan menggunakan uang sekolah dari orangtuanya. Agak bengal, memang. Namun, toh kini Holmes berhasil. Melalui Theranos, Holmes mampu menggaet Larry Ellison sebagai investor. Ellison adalah Chief Technology Officer dari Oracle.
Tak ada yang tahu berapa nilai yang diinvestasikan Larry. Namun, laman BBC menyebut seorang private investor (tak mau namanya disebut) telah menaruh dana sembilan miliar dolar Amerika.
Demi
memuluskan bisnis laboratoriumnya, Holmes menggandeng Walgreens,
jaringan apotek besar di Amerika Serikat. Di dalam apotek tersebut,
Theranos Wellness Center beroperasi. Untuk memberi kenyamanan pasien,
Theranos memutar musik lembut.
Holmes menargetkan, Theranos
Wellnes Center akan berdiri di setiap lima mil di Amerika. Bila di kota
besar, targetnya, satu mil satu Theranos. Dia tengah menyiapkan
pembukaan 8.500 cabang di seluruh Amerika, dan bermimpi bisa mendunia.
(asp)
Sumber : https://id.berita.yahoo.com/jadi-miliarder-muda-lewat-setetes-001500925.html
Home »
Kisah Inspiratif
» Jadi Miliarder Muda Lewat Setetes Darah
Jadi Miliarder Muda Lewat Setetes Darah
Posted by KANG LINTAS on Sabtu, 15 November 2014
Kang Lintas |
|
Label:
Kisah Inspiratif