Menurut dia, Rudi suka membantu teman. "Banyak sedekahnya, ke tetangga, ke masjid," kata Euis. "Meski sudah jadi pejabat, dia masih ingat teman kalau pulang ke Tasik."
Seingat Euis, ia dan Rudi masuk sekolah dasar pada 1969. Mereka sekolah di SD Cieunteung 2. Setelah lulus SD, Rudi melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Tasikmalaya. "Di SD, dia tidak masuk ranking, belum berprestasi," ucapnya.
Rudi mulai menunjukkan prestasi, kata Euis, saat masuk di SMA Negeri 2 Tasikmalaya. "Dia lulus ujian masuk perguruan tinggi (UMPTN) di Institut Teknologi Bandung," kata dia.
Tetangga rumah ibunda Rudi yang juga sebagai ketua RT, Ade Sudirman, menambahkan, setelah kuliah di ITB, Rudi mendapatkan beasiswa studi ke Jerman. "Tidak sembarang orang mendapatkannya," kata dia.
Sependapat dengan Euis, Ade menyebut Rudi sebagai pribadi yang baik. "Jiwa sosialnya bagus," ujarnya
Di mata Ade, meski sudah menjadi pejabat, Rudi tak sungkan bergaul dengan orang kecil. "Ia membaur dengan tukang becak. Bahkan dia tidak pilih-pilih makanan," kata Ade. "Saya pernah bersamanya membeli bakso keliling, harganya murah."
Ade mengatakan, Rudi merupakan putra keempat dari enam bersaudara, pasangan mendiang H Mahmud dan Hj Momoh. Mendiang ayahnya dulu berprofesi sebagai mantri kesehatan di puskesmas. Sedangkan ibundanya hanya ibu rumah tangga. "Ayahnya lama bertugas di Puskesmas Cipatujah," kata dia.
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/08/14/063504291/Teman-Kecil-Sebut-Rudi-Rubiandini-Rajin-Bersedekah