Bayi Penderita Hydrocephalus
JAMBI – Resty Efriyanti, bayi berusia 7 bulan warga, Desa Muaro Kumpeh RT 12 RW 03 Kabupaten Muaro Jambi, yang menderita penyakit Hydrocephalus atau pembengkakan kepala akibat cairan berlebih, sudah sebulan ini terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. Putri pasangan Erwin Muzwar (27) dan Rahmawati (24) dua Minggu lalu telah menjalani operasi yang keempat kalinya. Bahkan, saat ini Resty sedang menunggu operasi yang kelima kalinya.
JAMBI – Resty Efriyanti, bayi berusia 7 bulan warga, Desa Muaro Kumpeh RT 12 RW 03 Kabupaten Muaro Jambi, yang menderita penyakit Hydrocephalus atau pembengkakan kepala akibat cairan berlebih, sudah sebulan ini terbaring lemah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. Putri pasangan Erwin Muzwar (27) dan Rahmawati (24) dua Minggu lalu telah menjalani operasi yang keempat kalinya. Bahkan, saat ini Resty sedang menunggu operasi yang kelima kalinya.Resti sendiri menderita Hydrocephalus sudah sejak lahir. “Waktu lahir Resty memiliki benjolan di belakang seperti sanggul, sebesar kepalan tangan. Dan pada usia 2,5 bulan kami lakukan operasi,” ujar Rahmawati. Kemudian, pada usia 4 bulan Resty dioperasi lagi untuk yang kedua kalinya. Dan dari hasil operasi ini menurutnya perkembangannya cukup baik. Karena benjolan yang ada dikepala Resty kempes seperti orang normal pada umumnya.
Namun, ketika usia 6 bulan, kepala Resty kembali membesar. Hal ini karena selang bekas operasi mengalami infeksi. Kemudian Resti kembali dioperasi lagi. Hingga kini, kondisi Resty belum mengalami perkembangan yang berarti setelah dioperasi yang keempat kalinya. Rahmawati mengaku, berkeinginan anaknya dirawat di rumah sakit yang memiliki peralatan yang lebih canggih. Namun, dirinya mengaku terkendala dengan biaya. “Maklumlah Bang, suami kerjanya serabutan, bertani kadang juga ngojek, yang penting halal lah,” sebutnya.
Keduanya mengaku sudah berupaya mencari dana kesana kemari,dan berupaya mencari keringanan untuk biaya berobat Resty. Salah satunya melalui Jamkesmasda. “Kemaren kami sempat ngurus Jamkesmas, tapi kata pemerintah setempat untuk pengurusan Jamkesmas hanya akhir tahun saja. Jadi gantinya Jamkesda. Tapi kalau untuk Jamkesda kan katanya hanya bisa digunakan di wilayah Jambi saja, tidak bisa keluar,” paparnya. Saat ini keduanya berharap ada uluran tangan dari masyarakat yang budiman. Keduanya berharap ada uluran tangan dari pemerintah ataupun orang yang peduli, untuk membantu biaya perawatan anaknya. Sehingga, buah hatinya tersebut bisa sembuh.
Reporter : Kholis
Editor:Thaufeni Hasan
Sumber : metrojambi.com
