Febbi Filza memiliki kesibukan sebagaimana layaknya seorang ibu muda
pada umumnya. Yakni mengurus rumah tangga dan merawat anaknya yang masih
berusia 4 tahun. Luar biasanya, di tengah kesibukan seorang ibu rumah
tangga yang sangat padat, Ibu muda berusia 23 tahun ini mampu menemukan
waktu untuk menjalankan bisnisnya di dunia online, Aimeeforbags, hingga
kini menghasilkan omset puluhan juta. Bagaimana bisa?
Tips #1: Seorang ibu rumah tangga akan mampu membagi waktu untuk berbisnis online, ketika dia mampu menjalankan prioritasnya.
“Kesulitannya adalah membagi waktu antara keluarga dan bisnis,” kata
Febbi mengawali sesi wawancara dengan tim Studentpreneur. “Namun
alhamdulillah yang namanya kesibukan itu sangat mungkin untuk
dikontrol.”
Febbi mengaku memiliki jadwal yang paten untuk menjalankan bisnisnya.
Pada pagi hari, Febbi mengurus rumah, suami, dan anaknya. Ketika
anaknya sekolah, dia mulai mengurus Aimeeforbags. Siang hari, Febbi
kembali menjalankan akitvitas ibu rumah tangga seperti menjemput
anaknya, memasak, mencuci, dan lain-lain. Ketika sudah selesai, dia
kembali mengurus bisnisnya. Malam hari adalah waktu Febbi untuk lebih
aktif dalam mengurus bisnisnya.
“Jangan pernah menelantarkan keluarga. Boleh saja kita berbisnis,
akan tetapi keluarga tetap nomor 1,” kata Febbi. “Saya percaya bahwa
ketika kita mampu mengatur prioritas utama kita (yakni keluarga, red.)
maka hal-hal lain akan mengikuti.”
Tips #2: Pentingnya restu dan dukungan dari pasangan Anda.
Febbi mengaku, pertama kali dia bekerja atas seijin sang suami.
Baginya, bisnis akan berkah ketika tidak melewati kaidah-kaidah yang
sudah ditentukan oleh sang suami.
“Saya percaya bahwa fitrah wanita adalah mengurus rumah tangga dan
mendidik anak,” katanya. “Untuk urusan bekerja, berbisnis, harus ada
persetujuan dulu dari suami. Saya bersyukur mendapat dukungan itu,
apalagi beliau bekerja di bidang IT, sehingga saya tidak menemui
kesulitan mengenai masalah teknis.”
“Menurut saya, bisnis online adalah model bisnis yang sangat cocok
dilakukan oleh ibu rumah tangga,” kata Febbi. “Kita bisa sambil mendidik
anak dan mencari penghasilan tanpa menelantarkan keluarga. Keluarga
terurus bisnis juga lancar. Disinilah barokahnya.”
Tips #3: Ibu muda harus melek teknologi.
Febbi bercerita mengenai model bisnis Aimeeforbags. “Saya open order
hanya tiap sebulan sekali. Meskipun saya juga jual ready stock,”
katanya. “Penjualan saya lakukan sepenuhnya di online sehingga sama
sekali tidak melelahkan.”
Aimeeforbags menjual melalui sosial media, yakni Instagram, Twitter
dan Facebook. Akan tetapi, Febbi mengakui bahwa dia paling aktif menjual
di Instagram. Di dalam akun Instagramnya, Febbi memiliki puluhan ribu
follower yang merupakan loyal customer. Jumlah follower yang besar ini
pula lah yang sering mendatangkan rejeki yang tak terduga. Febbi sering
mendapat kiriman berbagai macam produk agar di-endorse oleh akunnya.
“Potensi dunia online sangat besar dan menjanjikan,” katanya. “Sejak
2009 sampai sekarang, omset terus meningkat. Apalagi tahun depan, kita
harus siap menghadapi ASIAN Economic Community. Maka saya berpikir bahwa
ibu muda juga harus mampu menyumbang bagi kemajuan Indonesia.”
Tips #4: Pantang menyerah.
Aimeeforbags adalah bisnis online yang bergerak di penjualan tas middle class brand seperti Zara, Mango, Guess. Aimeeforbags tidak menjual tas high class brand
sperti LV, Chanel, Hermes. Aimeeforbags bisa menjual lebih murah karena
tas-tas yg dijual merupakan tas sisa pabrik atau tas yang rejected.
Menurut Febbi, perbedaan dengan tas yg dijual di counter hanya pada kode
jualnya. Sedangkan soal kualitas bahan dan jahit sama. Sebelum menjual,
Febbi selalu survey lebih dulu.
Sejarah di balik pendirian Aimeeforbags juga sangat menarik. Febbi
menuturkan bahwa dia memulainya di tahun 2009 dengan menjual tas. Akan
tetapi, setelah setahun berjualan, ada konflik dengan seorang temannya
yang membuatnya harus meraba-raba potensi dagangan lain. Febbi sudah
pernah mencoba jualan kosmetik, baju dan sepatu handmade. Akan tetapi
semuanya harus berakhir karena satu dua alasan yang vital. Namun, bukan
berarti dia menyerah dengan dunia entrepreneur. Berkat wejangan dari
seorang mentor, tahun 2013, Febbi kembali menjual tas, kali ini dengan
fokus dan konsistensi yang lebih besar.
“Awal jualan, semua barang pengennya dijual. Akan tetapi rupanya lebih baik ketika kita fokus di satu hal dan besarkan disana.”
Tips #5: Melayani customer dengan term & condition yang jelas.
“Customer ada-ada saja. Kadang, suka aja ada yang bohong, cancel
order, menanyakan hal yang seharusnya tidak ditanyakan,” kata Febbi
ketika ditanya mengenai kesulitan terbesar ketika menjalankan bisnisnya
dari Instagram.
Solusinya, Febbi menjawab, “Saya mengakalinya dengan menerapkan
sistem order yang terdata. Jadi, sebelum memesan, customer harus isi
data sesuai format yang saya berikan.”
Selain itu, Febbi juga membuat halaman khusus FAQ dan Terms and Condition di halaman Facebook-nya yang wajib dibaca customer. Febbi benar-benar memastikan agar halaman ini dibaca.
“Biasanya, customer males baca. Maka ketika mereka order, saya kirimkan pula screenshot berisi rangkuman Terms and Condition itu.”
Menurutnya, halaman ini penting dibaca untuk menghindari kesalahpahaman sebelum customer melakukan pemesanan.
Tips #6: Bisnis akan lebih berarti ketika membawa misi sosial.
“Saat ini penghasilan dari Aimeeforbags cukup untuk memenuhi
kebutuhan sendiri,” kata Febbi. “Namun di luar itu, saya ingin
Aimeeforbags bisa membawa manfaat pula buat orang lain. Misalnya dengan
memperkerjakan saudara-saudara saya yang masih belum ada penghasilan.”
Misi inilah yang membuat Febbi semangat dalam mengembangkan
bisnisnya. “5 tahun kedepan, saya ingin memliki gudang sendiri dengan
omset minimal 500 juta,” katanya berangan-angan. “Pada titik itu, saya
berpikir alangkah baiknya ketika kita bisa memberdayakan
masyarakat-masyarakat sekitar yang membutuhkan.”
Sumber : http://studentpreneur.co/ibu-muda-ini-hasilkan-puluhan-juta-dari-jualan-tas-di-dunia-online/