Makam keramat Habib Hasan Muhammad al-Haddad yang terketak di kawasan Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II tanjung Priok akan dilestarikan. Untuk melestarikan makam ini, pihak Pelindo II telah mengadakan rapat dengan para ulama dan habaib di kantor Walikota Jakarta Utara.
Rapat yang dihadiri oleh Direktur Pelindo II, Cipto dan Direktur Peti Kemas Indra Cahya bersama sekitar 30 alim ulama dan habaib se-Jakarta Utara ini disaksikan pula oleh Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono bersama jajarannya, Senin (7/12). Rapat ini membahas proses pelestarian makam keramat Habib Hasan Muhammad al-Haddad tersebut.
Demikian dinyatakan oleh KH Miftakhul Falah, salah seorang tokoh ulama Jakarta Utara yang menghadiri rapat tersebut. Menurut Miftah, rapat tersebut akan ditindaklanjuti dengan rapat lanjutan untuk membicarakan mengenai teknis pelestarian makam keramat tersebut.
Demikian dinyatakan oleh KH Miftakhul Falah, salah seorang tokoh ulama Jakarta Utara yang menghadiri rapat tersebut. Menurut Miftah, rapat tersebut akan ditindaklanjuti dengan rapat lanjutan untuk membicarakan mengenai teknis pelestarian makam keramat tersebut.
“Para ulama ingin menegaskan bahwa masyarakat Muslim di Jakarta Utara menginginkan makam tersebut dilestarikan. Para ulama berharap pemerintah dapat memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa makam tersebut tetap dilestarikan,” tutur Kiai Miftah.
Menurut Miftah, perlu mediasai lebih lanjut antara pihak Pelindo II dan pihak-pihak ahli waris agar tidak terjadi silang sengketa pada proses selanjutnya. Miftah berharap, proses pelestarian makam dapat berlangsung dengan lancar tanpa merugikan pihak manapun.
Habib Hasan Muhammad al-Haddad yang di Makamkan di Tanjung Priok ini berasal dari Sumatera Selatan. Makam ini, saat ini dikelola oleh Habib Muhammad bin Ahmad bin Zein al-Haddad selaku ahli waris.
Tempat Makam yang sekarang merupakan pindahan pada kisaran tahun 1930-an dari Pondok Dayo kawasan Ancol. Karena alasan pembangunan pangkalan militer, pemerintah Belanda memindahkan makam Habib Hasan Muhammad al-Haddad tersebut ke kawasan yang lebih luas waktu itu.
Namun perluasan kawasan pelabuhan saat ini, menimbulkan persoalan baru bagi makam tersebut, karena makam berada dalam wilayah perluasan wilayah pelabuhan. Saat ini, pihak Pelindo II sedang melakukan mediasi dengan ahli waris dan para ulama untuk proses pelestarian makam tersebut. (min)
