Sekitar 75 persen karang di wilayah Puau Seribu, Jakarta Utara rusak. Akibatnya pendapatan nelayan terus menurun karena hampir setiap hari rata-rata 12 nelayan mencari ikan di perairan tersebut. Karena terus menurun kini nelayan beralih profesi membudidayakan ikan sendiri dengan harapan pendapat mereka bertambah.
Dengan banyaknya nelayan beralih profesi , Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (Pemkab Kep Seribu) mendukung program tersebut. Sedikitnya 50 tenaga pengajar diterjunkan untuk memberikan pengetahuan budidaya ikan. Hasilnya cukup memuaskan, ratusan warga mulai dari nelayan, pelajar dari SD, SMP dan SMA mengikuti kegiatan Monitoring dan Evaluasi Muantan Lokal (Mulok) tersebut.
Dengan banyaknya nelayan beralih profesi , Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (Pemkab Kep Seribu) mendukung program tersebut. Sedikitnya 50 tenaga pengajar diterjunkan untuk memberikan pengetahuan budidaya ikan. Hasilnya cukup memuaskan, ratusan warga mulai dari nelayan, pelajar dari SD, SMP dan SMA mengikuti kegiatan Monitoring dan Evaluasi Muantan Lokal (Mulok) tersebut.
Amrizal, 45, salah seorang yang tinggal Pulau Pramuka mengaku senang dengan progam ini. Menurutnya, dengan dikirimkannya tenaga-tenaga ahli itu masyarakat lebih tahu bagai mana cara membudidayakan ikan dengan baik dan benar.
“Mamang tiap hari pendapatan ikan kami terus menurun, kami terus kebingungan sehingga muncullah gagasan dari para nelayan dan disambut oleh pemerintah daerah,” jelas pria yang sudah hampir 30 tahun menjadi nelayan di pulau tersebut.
Sekertaris Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Krisdianto, mengakui hingga saat ini sudah 18 persen nelayan di Kepulauan Seribu membudidayakan ikan sendiri.
“Program itu harus diterapkan, agar keseimbangan alam tetap terjaga, apalagi saat ini 75 persen karang di Kepulauan Seribu telah rusak parah,” paparnya sambil menambahkan mulok ini sangat dibutuhkan oleh pemuda karena menyangkut pariwisata dan kelautan ini sudah saatnya diberikan di semua sekolah di Kepulauan Seribu”, ungkap Krisdianto.
Kepala Bagian Kesejahtraan Masyarakat (Kesmas), Dhany Sukma mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh semua sekolah di Kepulauan Seribu. Selain itu, kegiatan ini juga mengikutsertakan Dewan Pendidikan dan komite sekolah. “Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan utamanya berkenaan dengan pemanfaatan potensi lokal,” katanya.
“Mamang tiap hari pendapatan ikan kami terus menurun, kami terus kebingungan sehingga muncullah gagasan dari para nelayan dan disambut oleh pemerintah daerah,” jelas pria yang sudah hampir 30 tahun menjadi nelayan di pulau tersebut.
Sekertaris Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Krisdianto, mengakui hingga saat ini sudah 18 persen nelayan di Kepulauan Seribu membudidayakan ikan sendiri.
“Program itu harus diterapkan, agar keseimbangan alam tetap terjaga, apalagi saat ini 75 persen karang di Kepulauan Seribu telah rusak parah,” paparnya sambil menambahkan mulok ini sangat dibutuhkan oleh pemuda karena menyangkut pariwisata dan kelautan ini sudah saatnya diberikan di semua sekolah di Kepulauan Seribu”, ungkap Krisdianto.
Kepala Bagian Kesejahtraan Masyarakat (Kesmas), Dhany Sukma mengatakan, kegiatan ini diikuti oleh semua sekolah di Kepulauan Seribu. Selain itu, kegiatan ini juga mengikutsertakan Dewan Pendidikan dan komite sekolah. “Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan utamanya berkenaan dengan pemanfaatan potensi lokal,” katanya.
