Tren kenari
besar silangan yorkshire (YS) sudah lama diminati kalangan kenari mania
di Tanah Air. Ini pula yang membuat para penggemarnya terus berburu
kenari jenis ini. Peternak lokal pun bermunculan. Di tengah persaingan
yang makin kompetitif, mereka berusaha mencetak produk unggulan, mulai
dari F1, F2, F3 hingga YS lokal. Salah seorang di antaranya adalah
Ponco, pemilik Salihara Bird Farm, di kawasan Pejaten, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan.
—
Ponco bukan orang baru di kenari. Sudah 10 tahun lebih dia main di
kelas kenari, bahkan namanya kondang sebagai pengorbit kenari jawara di
Jabodetabek. Belakangan dia fokus di kandang ternak.“Soal kuantitas, mungkin yang saya produksi tidak banyak, hanya sekitar 20 pasangan induk. Sebab yang saya kejar bukan kuantitas, melainkan kualitas” ujar Ponco di rumahnya, Jalan Salihara Raya No 13 (Salihara Laundry), Kampus Unas, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dalam breeding kenari, dia memang tidak mencetak anakan secara massal atau dalam jumlah besar. Namun lebih selektif pada kualitas. Ini terlihat dari materi indukannya yang juga hasil pilihan. Salihara memang dikenal selektif dalam materi indukan.
Berbekal materi unggulan yang memiliki dari trah juara, Salihara melakukan crossing terhadap beberapa jenis, sehingga menghasilkan anakan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam memilih YS, misalnya, ia tidak mau asal comot.
“Harus dipilih sesuai dengan kriteria, mulai dari postur (bentuk badan), volume kristal atau kasar, dan karakter suaranya dipilih keras atau tidak, kemudian size atau ukuran ideal. Selanjutnya, ya durasi kerja burung tersebut,” jelasnya.
Kalau sudah memenuhi semua kriteria tersebut, selanjutnya burung dijodohkan dengan calon pasangannya. “Ya, sesuai dengan keinginan kita mau mencetak jenis apa. Apakah F1, F2, F3, atau YS dikawinkan dengan YS untuk menghasilkan YS lokal,” tuturnya.
Kini, produk YS lokal juga menjadi buruan penggemar kenari. Pasalnya, kualitasnya tak kalah dari produk impor. Bahkan ada beberapa keunggulan dari produk YS lokal ini, yaitu kondisi fisiknya lebih prima, dan lebih produktif.
“Jadi produktivitas kenari YS lokal jauh lebih tinggi. Soal kualitas lainnya seperti volume dan ukurannya juga tidak kalah dari produk impor,” tambah Ponco.
—
Tanda induk betina siap kawinDalam proses perkawinan, Ponco memilih induk betina yang sudah siap kawin. Hal ini dapat dilihat dari perilakunya yang memanggil-manggil burung jantan, atau bisa juga ditandai dari bagian bawah kloaka (vent) yang memerah dan sudah penuh.
Tengara lain dari calon induk betina yang sudah siap kawin adalah mulai rajin merapikan sarang. Kalau sudah demikian, induk jantan tinggal dimasukan ke dalam sangkar untuk dikawinkan.
Karena induk jantan dan induk betina memang sudah siap, maka tidak lama setelah dimasukkan keduanya akan kawin. Biasanya, pagi hari kawin hingga 2 kali. Setelah itu, induk betina diangkat dan dikembalikan ke kandang penangkaran yang sudah dilengkapi dengan kotak sarang, lengkap dengan serabut nanas yang menjadi bahan penyusun sarang.
Sore hari, betina kembali diangkat untuk dikawinkan dengan induk jantan. Biasanya juga akan terjadi dua kali kawin. Setelah itu betina dipindah ke kandang. Esok hari, mereka kembali dikawinkan pada pagi dan sore.
Dua hari masa perkawinan, menurut pengalaman Ponco, sudah cukup membuka peluang bagi induk betina untuk menghasilkan telur fertil. Induk jantan kemudian diangkat dan dipisahkan kembali.
Tanpa babu / baby sitter
—
Induk betina akan bertelur 2-3 atau bahkan 4 butir, kemudian
mengerami telur-telurnya hingga menetas. Ponco lebih senang membiarkan
induk betina mengerami telurnya sendiri, alias tidak menggunakan babu
atau baby sitter.Hal serupa juga diterapkan saat anakan sudah menetas, untuk dirawat sendiri oleh induk betina. Anakan tetap dipelihara atau dirawat ibunya sampai bisa makan sendiri. “Sebab kita memang menjaga kualitas, bukan mengejar produktivitas,“ kata Ponco.
Dengan diasuh langsung oleh induknya, kondisi anak burung menjadi jauh lebih sehat. Kekebalan daya tahan tubuh anakan lebih terjaga. Dan itu sudah dibuktikannya bertahun-tahun. Jika umurnya sudah 1 bulan, anakan kenari sudah bisa dipasarkan.
–
Selama ini, produk Salihara BF lebih banyak digunakan untuk memehuhi
permintaan dari luar kota, terutama wilayah tengah seperti Jogja,
Klaten, Semarang, dan beberapa kota di Jawa Timur. Namun, sebagian juga
dipesan kalangan pemain papan atas di Jabodetabek. “Ya, pelanggan
umumnya pemain. Mereka pesan anakan untuk dimaster,” ungkap Ponco.Anakan hasil breeding Salihara BF dibanderol dalam beragam harga. Sebab produk yang dicetaknya memang unggulan, dengan segmen pasar menengah atas. Berikut ini tabel harga beberapa produk anakan kenari Salihara Bird Farm :
PRODUK | ANAKAN |
Anakan F2 x AF | Rp750.000 |
Anakan F2 x F2 | Rp 1juta |
Anakan F2 x F2 | Rp 1,5 juta |
Anakan YS x AF | Rp 1 juta – Rp1,5 juta |
Anakan YS x F1 | Rp 2 juta – Rp 2,5 juta |
Anakan YS x F2 | Rp 3 juta – Rp 3,5 juta |
Anakan YS x F3 | Rp 4 juta – Rp 4,5 juta |
Anakan YS x YS | Rp 6 juta |
—
Salihara BF memberikan garansi kepada para pelanggan yang telah
membeli anakan kenari. Kalau yang dibeli ternyata betina, bukan jantan,
boleh dikembalikan lagi. Yang penting kondisi ring maupun fisik burung
masih utuh. (d’one)
—
Alamat Salihara Bird Farm
Jl Salihara Raya No 13 (Salihara Laundry), Kampus Unas, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Contact person 085 7191 89 555
—
Semoga bermanfaat.