Selama ini, ada anggapan di kalangan penangkar burung bahwa breeding kenari (juga lovebird)
itu relatif lebih mudah daripada jenis burung kicauan lainnya. Memang
iya sih. Namun, meski terdengar mudah, tidak sedikit penangkar pemula
yang masih kesulitan saat mencoba beternak kenari, terutama dalam proses
perjodohan dan perkembangbiakannya. Berikut ini tips mengatasi masalah dalam penangkaran burung kenari, yang bisa dijadikan panduan terutama bagi calon penangkar dan penangkar pemula.
-
Masalah yang muncul saat kita mencoba menangkar burung kenari biasanya akibat dua hal berikut ini:- Burung indukan belum juga mencapai kondisi birahi sehingga sulit berjodoh.
- Kegagalan akibat terganggunya proses perkawinan dan / atau pembuahan.
Burung belum mencapai kondisi birahi atau sulit berjodoh.
Jika kondisi birahi pada induk jantan dan betina muncul secara bersamaan, maka proses penjodohan akan berjalan lancar. Jadi, syarat birahi dalam waktu bersamaan wajib dipenuhi.
Memperoleh pasangan induk dalam kondisi birahi bersamaan tidak cukup hanya dengan memasukkannya ke dalam kandang ternak. Apalagi jika kedua induk diperoleh secara terpisah alias belum berjodoh, atau sebelumnya induk betina belum pernah menghasilkan anak, serta induk jantan belum pernah membuahi kenari betina.
Dalam mendapatkan pasangan induk yang siap diternak, beberapa persyaratan berikut ini harus dipenuhi :
- Calon induk jantan dan betina sudah cukup umur untuk diternak. Dengan begitu, organ reproduksi pada kenari jantan sudah berfungsi dengan baik (mampu menghasilkan spermatozoa), dan induk betina juga sudah menghasilkan sel telur (ovum).
- Lebih baik lagi jika kedua induk sudah matang secara seksual, yaitu minimal 8 bulan untuk kenari betina dan minimal 1 tahun untuk kenari jantan.
- Kondisi birahi induk jantan dan betina harus stabil, sehingga siap dijodohkan dan tanpa khawatir terjadi perseteruan akibat salah satu induk terlalu over birahi (OB) atau terlalu galak.
Banyak cara yang bisa dilakukan dalam upaya memasangkan kenari agar mau berjodoh. Ada yang cukup efektif, ada juga yang membutuhkan waktu lama dalam proses perjodohannya.
Tips berikut ini bisa dilakukan sebagai alternatif perjodohan yang cukup efektif, terutama jika cara-cara lain tidak membuahkan hasil yang menggembirakan.
- Rutin mengembunkan kenari jantan dan betina pada pagi hari, antara pukul 05.00 – 06.00. Saat itu, kedua burung digantang secara berdekatan.
- Sekitar pukul 06.30 – 08.00, kedua burung mulai dipisahkan dalam jarak cukup jauh. Hal ini untuk memberi kesempatan kepada burung jantan agar melantunkan nyanyiannya yang bisa merayu si betina.
- Saat dimandikan, kedua kenari bisa dimandikan bersama, tetapi dijemur dalam konsisi sangkar terpisah dan berdempetan. Jangan lupa untuk memberikan pakan tambahan berupa telur puyuh rebus.
- Siang hingga sore hari, kedua burung digantang secara berdekatan. Untuk kenari jantan, telur puyuh dilepas, diganti sayuran seperti sawi, tauge, jagung muda, dan sebagainya. Kenari betina tetap diberi telur puyuh, ditambah sayuran serupa.
- Agar lebih afdol, saat itu pula berikan suplemen khusus burung penangkaran seperti BirdMature yang bermanfaat untuk mengontrol birahi dan mempercepat proses perjodohan burung yang sulit berjodoh.
- Menjelang malam hingga pagi hari, sangkar kedua burung ditempelkan dalam posisi tenggeran searah. Hal ini memungkinkan burung jantan dan betina tidur secara berdempetan. Hal itu juga bisa menjadi tanda kalau burung sudah bisa saling menerima satu sama lainnya atau berjodoh.
- Lakukan langkah-langkah di atas secara rutin selama beberapa hari, sampai kedua burung benar-benar siap dikawinkan, yang ditandai dengan burung betina yang menunjukkan tanda-tanda ingin dikawini, serta burung jantan yang makin lantang dengan suara kicauannya.
Masalah lain yang bisa menghambat usaha penangkaran burung kenari adalah terganggunya proses perkawinan dan / atau pembuahan.
Perkawinan, seperti yang Anda ketahui, adalah proses coitus atau bertemunya kloaka burung jantan dan burung betina. Adapun pembuahan adalah bertemunya sel sperma burung jantan dan sel telur (ovum) di saluran reproduksi burung betina, sehingga menghasilkan calon embrio yang disebut discus germinalis.
Jika memperoleh kehangatan dalam suhu tertentu, dan dalam waktu tertentu, discus germinalis ini akan berkembang menjadi embrio, dan terus membesar menjadi janin, sampai akhirnya menetas menjadi anak burung.
Nah, proses perkawinan ini akan menjadi penentu utama dari keberhasilan pembuahan. Dalam praktiknya, burung yang sudah berjodoh belum tentu bisa melakukan perkawinan atau coitus, atau gagal pula dalam proses pembuahan. Berikut ini beberapa faktor penyebabnya:
- Adanya hewan pengganggu seperti tokek, cicak, kadal, dan sebagainya
yang bisa membuat induk jantan dan / atau induk betina takut sehingga
tidak mau kawin.
Coba bayangkan kalau kita ingin menjalankan “hajat suci” (istilah yang tepat apa ya, he.. he..), kemudian ada keramaian di depan atau samping rumah. Pasti nggak mood bukan? - Tenggeran tidak kokoh atau goyang, sehingga menyulitkan pasangan induk ketika mau kawin.
- Proses pembuahan mengalami kegagalan akibat bulu-bulu yang terlalu tebal, terutama di sekitar kloaka.
Bulu-bulu yang terlalu tebal baik pada induk jantan dan betina bisa menghambat proses pembuahan. Hal itu juga menyulitkan burung jantan ketika hendak mengawini betina. Untuk itu diperlukan tindakan yang penting, yaitu memangkas bulu-bulu di sekitar kloaka.
Memangkas atau mencukur bulu yang terlalu tebal di sekitar kloaka kenari akan memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar sewaktu perkawina.
-
Untuk informasi lebih lanjut mengenai cukur bulu di sekitar kloaka bisa dilihat lagi di sini:
-
Itulah beberapa hal yang kerap dialami para penangkar pemula ketika hendak beternak kenari.Semoga bermanfaat.