Peluang Usaha    Hobby    Budaya    Kerajinan    Wisata    Oto    Tekno    Olah Raga    Kuliner    Seleb    Pendidikan    Kesehatan    Seks    Modis    Amatir   
Home » » Google Street View Rekam Batu Karang Indah di Dunia

Google Street View Rekam Batu Karang Indah di Dunia

Posted by KANG LINTAS on Sabtu, 22 November 2014


Philippe Cousteau (cucu dari penjelajah bawah laut ternama Jaques-Yves Cousteau), yang bergabung dengan sebuah tim untuk membuat sebuah film dokumenter, menggunakan skuter pendukung dari Survey di dekat Pulau Wilson di Great Barrier Reef. Batu karang Porites yang besar di sebelah kanannya diperkirakan sudah berusia lebih dari 500 tahun. (Semua foto: Catlin Seaview Survey)


Richard Vevers meninggalkan dunia periklanan London untuk pergi ke Australia dan mengejar mimpinya meniti karier di dunia fotografi bawah laut – hal menarik baginya sejak masa remajanya di Bromley, Inggris. Sekarang, dia dan timnya di Catlin Seaview Survey, berkat ada kerja sama dengan Google Street View, telah menghasilkan gambar bawah laut yang mungkin paling sering dilihat sepanjang masa.

“Saya melihat ada banyak hal terjadi di bawah laut yang tidak telihat dan jarang dipikirkan,” kata Vevers. “Saya melihatnya sebagai masalah periklanan. Solusi kami adalah mengungkap isi samudra dan biarkan organisasi konservasi yang melanjutkan pekerjaan sisanya.”

Tiap musim, pari manta besar ini makan di dalam air yang penuh dengan plankton yang mengelilingi Pulau Lady Elliot, di ujung selatan Great Barrier Reef

Vevers dan timnya menangkap gambar-gambar indah, jelas, dengan angle 360 derajat dari keenam kawasan batu karang utama di seluruh dunia untuk digunakan sebagai data dasar untuk memonitor degradasinya yang berlangsung cepat. “Kami memulai dengan batu karang karena kita sudah kehilangan 40 persennya dalam 30 tahun terakhir, dan karena efek perubahan iklim, sepertinya degradasinya tidak akan melambat,” kata Vevers. “Ini akan memberikan dasar yang luar biasa dan belum pernah ada untuk mengukur perubahan. Lingkungan-lingkungan ini akan semakin sering dihantam badai dan pemutihan. Perbaikan adalah hal yang sangat penting dalam hal ini.”

Pada 2013 kamera SVII menyurvei pusat batu karang dunia, Coral Triangle di Samudra Pasifik barat,  tempat lautnya paling banyak memiliki keanekaragaman hayati.

Tim itu memulai dengan Australia, kemudian pindah ke Karibia, dan tahun ini akan melanjutkan penjelajahannya di Coral Triangle di Asia Tenggara. Tahun depan mereka akan menyelam di Samudra Hindia, disusul Laut Merah, dan terakhir Samudra Pasifik. Rig kamera Catlin Seaview dibuat mengikuti pod kamera untuk tas punggung Streetview Trekker dan terdiri dari beberapa kamera Canon 5D di dalam wadah antiair berbentuk bola, dikendalikan oleh sebuah tablet Samsung, dan didorong oleh sebuah skuter bawah air Dive X. Para penyelam Seaview secara rutin menyelam sejauh dua kilometer dan menghasilkan 3.000 gambar dalam satu hari. Hanya sebagian kecil dari beberapa gambar terbaik yang sudah diunggah ke Google Street View, tapi semuanya diproses ke Catlin Global Reef Record – sebuah aplikasi open source yang tersedia untuk para peneliti atau pengelola lautan.

Menurut para ilmuwan, lebih dari 50 tahun lalu 40 persen terumbu karang di dunia menghilang. Pada 2013 tim tersebut melakukan survei ke 13 negara di kawasan Karibia, yang mengalami kehilangan terumbu karang lebih besar pada periode ini, seperti yang ditunjukkan oleh gambar ini yang diabadikan di lepas pantai Bonaire.

Selama bekerja, Vevers sering menemukan pemandangan laut yang membuatnya terpana. “Anda tidak tahu apa yang ada di penjuru berikutnya,” ujarnya, “Ketika Anda berada di tempat terpencil misalnya jauh di utara Great Barrier Reef – yang membutuhkan waktu dua hari untuk bisa sampai ke sana – dan Anda melompat ke dalam air, itu benar-benar gila. Anda bisa mendengar dengungan bayi hiu secara langsung, bisa mengambil gambar di kedalaman, dan kemudian bertemu dengan pari manta yang mendekatkan tubuhnya ke depan kamera.”

The Coral Sea merupakan wilayah liar dan terpencil yang terletak di timur laut Australia (di luar Great Barrier Reef).

The Seaview Survey juga menangkap keajaiban buatan manusia yang tidak terhitung jumlahnya di kedalaman. The Underwater Museum yang terdiri dari bebatuan hidup yang terletak di lepas pantai Cancun, Meksiko; Antilla Shipwreck di Aruba; dan Christ of the Abyss di Key Largo, Florida semuanya termasuk dalam koleksi Seaview.

Apakah Anda bisa menemukan tiga penyu hijau pada gambar ini, yang diambil dalam survei awal ke Pulau Heron (di ujung selatan Great Barrier Reef).

Tim Vever saat ini sedang mengembangkan sebuah kendaraan bawah laut otomatis atau AUV (autonomous underwater vehicle) yang akan dikerahkan pada 2017 untuk menjelajahi dan menangkap gambar lautan. “AUV ini bisa bergerak hingga satu meter setengah dari atas dasar laut dengan kecepatan satu knot (satu mil laut per jam),” ujarnya. “Mereka bisa menempuh jarak 12 kilometer dalam sehari, yang bisa memperluas proyek tersebut secara signifikan.” Kendaraan ini juga akan sempurna untuk menapaki jalan sebelumnya guna mengukur dampak hantaman, misalnya dari siklon besar, terhadap hamparan karang yang sangat rentan.

Sekelompok ikan kuwe gerong berenang di atas hamparan karang keras yang sehat di Pulau Lady Elliot, di ujung selatan Great Barrier Reef.

“Ini adalah sebuah ilmu pengetahuan yang belum mungkin untuk dilakukan pada skala ini sebelumnya – untuk mengukur hantaman dan menciptakan panduan baru yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat perbaikan karang,” ujar Vevers. “Saya pikir wajar bila mengatakan bahwa kami membawa Street View ke tempat-tempat yang tidak mereka bayangkan ketika menyebutkannya.”(mu/dh/ik)

Sumber : https://id.berita.yahoo.com/google-street-view-rekam-batu-karang-indah-di-dunia-100426709.html

SHARE :
Kang Lintas
 
 
Copyright © 2014 KANG LINTAS. All Rights Reserved. Powered by Lintas Daerah
Template by Creating Website and Kang Lintas