JAKARTA. Citibank tak kurang akal menjaring
dana nasabah dari kredit konsumsi. Bank asal Negeri Paman Sam ini
meluncurkan produk baru bertajuk Ready Credit (RC) sejak awal Mei lalu.
Langkah Citibank meluncurkan Ready Credit adalah buntut dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tak lagi membolehkan Citibank menawarkan kartu kredit. BI memberikan sanksi kepada Citibank yang dianggap bersalah karena dua kasus tahun lalu, yakni kasus Malinda Dee dan kematian salah satu nasabah kartu kredit, Irzen Octa.
Lantas, apa, sih, Ready Credit ini? Citibank mengklaim, produk ini bukan golongan kredit tanpa agunan (KTA) maupun kartu kredit (KK). Ready Credit merupakan pinjaman revolving atau overdraft tanpa agunan dalam bentuk kartu yang memberikan dana siap pakai, kapan pun, dan di mana pun. Produk ini tidak memungut biaya administrasi serta menawarkan sistem pembayaran maupun penarikan yang fleksibel.
Ada dua plafon pinjaman yang ditawarkan, yakni Rp 10 juta–Rp 50 juta dan Rp 50 juta–Rp 200 juta. “Bisa digunakan untuk kebutuhan seperti pendidikan, hobi, renovasi rumah, dan lain-lain,” kata Peter Widjaya, Personal Loan and RC Product Manager Citibank.
Mengenai skema pembayaran, Peter menjelaskan, nasabah bisa memilih sesuai kebutuhan. Jika nasabah hanya butuh dana dan berencana untuk mengembalikan pinjaman dalam waktu singkat, bisa memilih pembayaran minimal (minimun payment) 6% dari total tagihan. Namun, jika nasabah ingin mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang lebih panjang, dapat memilih cicilan tetap.
Cicilan tetap sendiri ada dua macam. Pertama, Ready Credit Installment Plan (RCIP). Ini adalah fasilitas cicilan tetap dengan pilihan tenor 18, 24, 30, dan 36 bulan. Nasabah dapat mentransfer dana tunai dari plafon RC miliknya ke rekening tabungannya yang lain.
Kedua, Ready Credit Conversion (RCC). Ini adalah fasilitas untuk mengonversi transaksi yang sudah dilakukan oleh nasabah, seperti tarik tunai di ATM atau transfer dana melalui Citibank Online, jadi cicilan tetap dengan tenor tertentu. Peter menambahkan, skema pembayaran bisa diubah dari pembayaran minimal jadi cicilan tetap.
Mengenai besaran bunga, Citibank memungut bunga revolving 36,50% per tahun, sedangkan bunga untuk cicilan tetap, baik RCIP maupun RCC, adalah 1,45% flat per bulan atau setara dengan bunga efektif 29,68%–30,70% per tahun.
Bunga berbeda berlaku untuk Ready Credit premium, yakni 32,5% efektif per tahun untuk bunga revolving. Adapun bunga untuk cicilan tetap adalah 1,3% flat per bulan atau setara dengan bunga efektif 26,92%-27,77% per tahun. Denda keterlambatan pembayaran adalah 5% dari jumlah pembayaran minimal tertunggak sampai dengan sebulan sejak tanggal penagihan sebelumnya. Minimal denda Rp 50.000 dan maksimal Rp 200.000.
Siapa yang butuh?
Jika melihat bunga dan tabel perbandingan produk Ready Credit, KTA, dan kartu kredit yang disuguhkan Citibank, sekilas memang tawaran dan layanan Ready Credit menarik. Lantas, bagaimana tanggapan para perencana keuangan?
Perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory Mike Rini menilai positif produk ini. Jika dibandingkan dengan kartu kredit dan KTA, Mike setuju Ready Credit memiliki keunggulan dari sisi bunga yang lebih rendah ketimbang kartu kredit, fleksibilitas lebih tinggi dibandingkan KTA, plafon pinjaman yang besar, dan beragamnya pilihan pembayaran.
Menurutnya, Ready Credit tepat bagi keluarga yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan dalam waktu cepat (emergency fund). Misal, dana untuk berobat.
Mike juga melihat, para pengusaha kecil bisa memanfaatkan Ready Credit untuk kegiatan usaha. Contoh, pengusaha belum menerima pembayaran dari para klien padahal usaha harus tetap bergulir. “Bisa menggunakan dana ini. Nanti setelah dapat pembayaran, bisa melunasi langsung,” katanya.
Sementara, perencana keuangan dari Money n Love Pandji Harsanto mencermati, besaran bunga Ready Credit tak berbeda jauh dengan bunga kartu kredit maupun KTA. Dus, produk ini masuk kategori pinjaman bunga tinggi. Jika ingin memanfaatkan kredit ini, tujuan paling tepat hanya untuk mendanai kebutuhan produktif. Ini pun dengan catatan sebagai pilihan terakhir.
Keluarga yang menjalankan usaha juga harus menghitung benar besaran bunga Ready Credit sejak awal. Sebab, besaran bunga akan dicatat sebagai beban usaha yang akan menggerus keuntungan. Pandji juga menyarankan agar pengelolaan utang produktif dipisahkan dengan utang keluarga.
Sementara itu, demi mendapatkan informasi yang jelas, Pandji dan perencana keuangan dari TGRM Financial Planning Services Taufik Gumulya menyarankan nasabah meminta informasi penghitungan bunga yang rinci. Sudah menjadi rahasia umum jika bank kadang ogah membeberkan penghitungan bunga. “Jadilah nasabah kritis,” saran Taufik.
Tawaran kemudahan
Pandji menilai, kemudahan pengisian kembali plafon pinjaman Ready Credit justru akan memicu keluarga terjebak dalam budaya konsumtif. “Kalau tidak perlu, sebaiknya jangan menggunakan,” sarannya.
Taufik pun mengkritik hal serupa. Jika keluarga memang harus memenuhi kebutuhan dari pinjaman berbunga tinggi, Taufik menilai, dari sisi pemakaian, justru KTA akan lebih terukur ketimbang Ready Credit. Meskipun, KTA menarik biaya administrasi. Alasan Taufik, umumnya KTA menggunakan bunga flat hingga jatuh tempo dan pinjaman hanya bersifat sekali.
“Kalau RC ini, plafonnya naik lagi setelah terisi. Maka, secara psikologis, ini bisa menyebabkan nasabah terangsang untuk berutang lagi. Akhirnya, dia harus bayar pakai minimum payment terus,” beber Taufik.
Berutang dengan bijak
Ketika membutuhkan dana mendesak, tentu, setiap keluarga mempunyai pilihan untuk mencari sumber pinjaman. Namun, pinjaman berbunga tinggi, seperti Ready Credit (RC) yang ditawarkan oleh Citibank, memki risiko gagal bayar cukup besar jika Anda tidak punya perhitungan matang.
Untuk menekan risiko gagal bayar itu, para perencana keuangan memberikan rambu-rambu, sebagai berikut:
1. Jangka pendek
Pinjaman berbunga tinggi harus ditempatkan sebagai pinjaman jangka pendek, tak lebih dari setahun. “Sebab, makin lama tenor, akumulasi utang itu sebenarnya makin besar,” kata Pandji.
Berdasarkan kisaran bunga, Taufik Gumulya mengatakan, waktu cicilan kartu kredit sebaiknya 3 bulan–6 bulan saja. Adapun, maksimal waktu cicilan Ready Credit bisa sampai 12 bulan. Penetapan cicilan yang tak lebih dari setahun tersebut juga menjadi cara untuk mendisiplinkan keluarga melunasi utang.
2. Perhatikan porsi
Di samping tenor, perhatikan juga persentase utang keluarga. Maksimal, total cicilan utang per bulan adalah sebesar 30% dari penghasilan. “Kalau cicilan utang bulanan sudah 30%, tahan dulu keinginan berutang lagi,” kata Mike Rini.
Pandji membedakan utang konsumtif dan produktif. Untuk kondisi wajar, porsi keduanya bisa sama, 50% utang konsumtif dan 50% utang produktif. Tentu kondisi idealnya, porsi utang produktif lebih besar.
Langkah Citibank meluncurkan Ready Credit adalah buntut dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang tak lagi membolehkan Citibank menawarkan kartu kredit. BI memberikan sanksi kepada Citibank yang dianggap bersalah karena dua kasus tahun lalu, yakni kasus Malinda Dee dan kematian salah satu nasabah kartu kredit, Irzen Octa.
Lantas, apa, sih, Ready Credit ini? Citibank mengklaim, produk ini bukan golongan kredit tanpa agunan (KTA) maupun kartu kredit (KK). Ready Credit merupakan pinjaman revolving atau overdraft tanpa agunan dalam bentuk kartu yang memberikan dana siap pakai, kapan pun, dan di mana pun. Produk ini tidak memungut biaya administrasi serta menawarkan sistem pembayaran maupun penarikan yang fleksibel.
Ada dua plafon pinjaman yang ditawarkan, yakni Rp 10 juta–Rp 50 juta dan Rp 50 juta–Rp 200 juta. “Bisa digunakan untuk kebutuhan seperti pendidikan, hobi, renovasi rumah, dan lain-lain,” kata Peter Widjaya, Personal Loan and RC Product Manager Citibank.
Mengenai skema pembayaran, Peter menjelaskan, nasabah bisa memilih sesuai kebutuhan. Jika nasabah hanya butuh dana dan berencana untuk mengembalikan pinjaman dalam waktu singkat, bisa memilih pembayaran minimal (minimun payment) 6% dari total tagihan. Namun, jika nasabah ingin mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu yang lebih panjang, dapat memilih cicilan tetap.
Cicilan tetap sendiri ada dua macam. Pertama, Ready Credit Installment Plan (RCIP). Ini adalah fasilitas cicilan tetap dengan pilihan tenor 18, 24, 30, dan 36 bulan. Nasabah dapat mentransfer dana tunai dari plafon RC miliknya ke rekening tabungannya yang lain.
Kedua, Ready Credit Conversion (RCC). Ini adalah fasilitas untuk mengonversi transaksi yang sudah dilakukan oleh nasabah, seperti tarik tunai di ATM atau transfer dana melalui Citibank Online, jadi cicilan tetap dengan tenor tertentu. Peter menambahkan, skema pembayaran bisa diubah dari pembayaran minimal jadi cicilan tetap.
Mengenai besaran bunga, Citibank memungut bunga revolving 36,50% per tahun, sedangkan bunga untuk cicilan tetap, baik RCIP maupun RCC, adalah 1,45% flat per bulan atau setara dengan bunga efektif 29,68%–30,70% per tahun.
Bunga berbeda berlaku untuk Ready Credit premium, yakni 32,5% efektif per tahun untuk bunga revolving. Adapun bunga untuk cicilan tetap adalah 1,3% flat per bulan atau setara dengan bunga efektif 26,92%-27,77% per tahun. Denda keterlambatan pembayaran adalah 5% dari jumlah pembayaran minimal tertunggak sampai dengan sebulan sejak tanggal penagihan sebelumnya. Minimal denda Rp 50.000 dan maksimal Rp 200.000.
Siapa yang butuh?
Jika melihat bunga dan tabel perbandingan produk Ready Credit, KTA, dan kartu kredit yang disuguhkan Citibank, sekilas memang tawaran dan layanan Ready Credit menarik. Lantas, bagaimana tanggapan para perencana keuangan?
Perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory Mike Rini menilai positif produk ini. Jika dibandingkan dengan kartu kredit dan KTA, Mike setuju Ready Credit memiliki keunggulan dari sisi bunga yang lebih rendah ketimbang kartu kredit, fleksibilitas lebih tinggi dibandingkan KTA, plafon pinjaman yang besar, dan beragamnya pilihan pembayaran.
Menurutnya, Ready Credit tepat bagi keluarga yang membutuhkan dana dalam jumlah besar dan dalam waktu cepat (emergency fund). Misal, dana untuk berobat.
Mike juga melihat, para pengusaha kecil bisa memanfaatkan Ready Credit untuk kegiatan usaha. Contoh, pengusaha belum menerima pembayaran dari para klien padahal usaha harus tetap bergulir. “Bisa menggunakan dana ini. Nanti setelah dapat pembayaran, bisa melunasi langsung,” katanya.
Sementara, perencana keuangan dari Money n Love Pandji Harsanto mencermati, besaran bunga Ready Credit tak berbeda jauh dengan bunga kartu kredit maupun KTA. Dus, produk ini masuk kategori pinjaman bunga tinggi. Jika ingin memanfaatkan kredit ini, tujuan paling tepat hanya untuk mendanai kebutuhan produktif. Ini pun dengan catatan sebagai pilihan terakhir.
Keluarga yang menjalankan usaha juga harus menghitung benar besaran bunga Ready Credit sejak awal. Sebab, besaran bunga akan dicatat sebagai beban usaha yang akan menggerus keuntungan. Pandji juga menyarankan agar pengelolaan utang produktif dipisahkan dengan utang keluarga.
Sementara itu, demi mendapatkan informasi yang jelas, Pandji dan perencana keuangan dari TGRM Financial Planning Services Taufik Gumulya menyarankan nasabah meminta informasi penghitungan bunga yang rinci. Sudah menjadi rahasia umum jika bank kadang ogah membeberkan penghitungan bunga. “Jadilah nasabah kritis,” saran Taufik.
Tawaran kemudahan
Pandji menilai, kemudahan pengisian kembali plafon pinjaman Ready Credit justru akan memicu keluarga terjebak dalam budaya konsumtif. “Kalau tidak perlu, sebaiknya jangan menggunakan,” sarannya.
Taufik pun mengkritik hal serupa. Jika keluarga memang harus memenuhi kebutuhan dari pinjaman berbunga tinggi, Taufik menilai, dari sisi pemakaian, justru KTA akan lebih terukur ketimbang Ready Credit. Meskipun, KTA menarik biaya administrasi. Alasan Taufik, umumnya KTA menggunakan bunga flat hingga jatuh tempo dan pinjaman hanya bersifat sekali.
“Kalau RC ini, plafonnya naik lagi setelah terisi. Maka, secara psikologis, ini bisa menyebabkan nasabah terangsang untuk berutang lagi. Akhirnya, dia harus bayar pakai minimum payment terus,” beber Taufik.
Berutang dengan bijak
Ketika membutuhkan dana mendesak, tentu, setiap keluarga mempunyai pilihan untuk mencari sumber pinjaman. Namun, pinjaman berbunga tinggi, seperti Ready Credit (RC) yang ditawarkan oleh Citibank, memki risiko gagal bayar cukup besar jika Anda tidak punya perhitungan matang.
Untuk menekan risiko gagal bayar itu, para perencana keuangan memberikan rambu-rambu, sebagai berikut:
1. Jangka pendek
Pinjaman berbunga tinggi harus ditempatkan sebagai pinjaman jangka pendek, tak lebih dari setahun. “Sebab, makin lama tenor, akumulasi utang itu sebenarnya makin besar,” kata Pandji.
Berdasarkan kisaran bunga, Taufik Gumulya mengatakan, waktu cicilan kartu kredit sebaiknya 3 bulan–6 bulan saja. Adapun, maksimal waktu cicilan Ready Credit bisa sampai 12 bulan. Penetapan cicilan yang tak lebih dari setahun tersebut juga menjadi cara untuk mendisiplinkan keluarga melunasi utang.
2. Perhatikan porsi
Di samping tenor, perhatikan juga persentase utang keluarga. Maksimal, total cicilan utang per bulan adalah sebesar 30% dari penghasilan. “Kalau cicilan utang bulanan sudah 30%, tahan dulu keinginan berutang lagi,” kata Mike Rini.
Pandji membedakan utang konsumtif dan produktif. Untuk kondisi wajar, porsi keduanya bisa sama, 50% utang konsumtif dan 50% utang produktif. Tentu kondisi idealnya, porsi utang produktif lebih besar.