Jenis mainan yang kian beragam dan
tingginya kesadaran orangtua memberi mainan edukatif membuka celah usaha
penyewaan mainan anak-anak di kota-kota besar. Koleksi yang banyak dan
pelayanan memuaskan menjadi kunci sukses bisnis ini. Setiap orangtua
pasti menginginkan semua hal terbaik untuk buah hatinya. Tak terkecuali
dalam menyediakan mainan.
Makin tingginya kesadaran orangtua
untuk menerapkan pola bermain sambil belajar mendorong mereka untuk
memberikan jenis mainan edukatif, yang bisa mendukung tumbuh kembang si
anak.
Sayang, harga mainan seperti itu
sering tak ramah di kantong. “Harga mainan anak yang edukatif, aman, dan
nyaman bagi balita relatif mahal,” kata Amelia Purnajati, pemilik situs
www.duniabermain.com, saat diwawancarai Kontan.
Mainan dengan ukuran kecil, yang
biasa dimainkan anak-anak balita, harganya berkisar Rp 150.000 hingga Rp
500.000. Sementara itu, mainan dengan dimensi cukup besar dan dapat
digunakan oleh anak hingga usia enam tahun, harganya berkisar Rp 2,5
juta hingga Rp 4,5 juta.
Di luar harga yang mahal, sifat
anak yang mudah bosan, acap menjadi bahan pertimbangan orangtua dalam
membeli sebuah mainan. Rentang kebosanan anak terhadap mainan memang
beragam, tapi biasanya antara satu hingga tiga bulan, anak sudah mulai
bosan dengan mainannya.
Alhasil, mainan yang mahal harganya
itu terasa mubazir jika umur pemakaiannya sebentar dan harus disimpan
begitu saja. Belum lagi, jika memikirkan tempat penyimpanan, ketika
mainan itu tak lagi digunakan. Bingung bukan? Dari sinilah, Amelia dan
Jessica Natasha Halim, pemilik Funbox Toy Rental (FTR), melihat adanya
celah pasar bagi usaha penyewaan mainan anak-anak.
Apalagi, Jessica bilang, pasar
bisnis penyewaan mainan anak dan balita ternyata cukup luas.
Pelanggannya datang dari berbagai kalangan, mulai dari para orangtua,
perusahaan, hingga event organizer. Ya, bukan cuma orang tua yang ogah
merogoh kocek lebih dalam untuk membeli mainan anak, para orangtua yang
ingin menyelenggarakan pesta ulang tahun anaknya juga sering menyewa
berbagai mainan dari jasa penyewaan ini.
Selain para orangtua, tempat
penitipan anak juga sering menyewa mainan dari tempat penyewaan ini.
Bahkan, konsumen korporasi yang memiliki target pasar anak-anak juga
menjadi pelanggan setia.
Tak heran, meski baru setahun
berdiri, nama Funbox Toy Rental ini sudah sangat dikenal. Dalam sebulan,
Jessica bisa menyewakan hingga 150 unit mainan. Ia menawarkan jasa
penyewaan mainan ini hanya di seputar Jakarta.
Mengambil cakupan pasar di wilayah
Cibubur, Amelia bisa melayani 40 hingga 60 konsumen setiap bulan. Setiap
kali peminjaman, biasanya, konsumen tak hanya meminjam satu mainan.
Mainan yang disewakan, umumnya, merupakan mainan edukatif yang sebagian
besar merupakan produksi perusahaan mainan asal luar negeri. Biasanya,
mereka sudah membagi berbagai mainan anak itu dalam kategori usia anak.
Orangtua pun tak perlu repot memilih mainan yang ingin disewa untuk
anak-anak mereka.
Tarif sewa mainan ini pun cukup
beragam, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 700.000 per bulan, tergantung
dari jenis mainan yang disewakan. Selain sewa dalam hitungan bulan,
konsumen juga dapat menyewa mainan dalam tempo dua minggu ataupun
harian.
Biasanya, penyewa memang tak
langsung menyewa dalam masa waktu yang lama. “Awalnya, mereka akan
menyewa selama dua minggu untuk mengetahui anaknya suka atau tidak
dengan mainan tersebut,” jelas Amelia. Nah, jika si anak memang
menyukainya, barulah orang tua akan menambah masa sewa hingga beberapa
bulan.
Adapun paket harian lebih menyasar
pengusaha event organizer atau korporasi yang menyelenggarakan acara
dengan melibatkan anak-anak. “Pesta ulang tahun, misalnya,” jelas
Amelia. Tentu saja, dalam acara ini, mereka akan meminjam banyak mainan
sekaligus.
Seperti bisnis rental lainnya,
dalam usaha rental mainan anak ini, para pemainnya juga menerapkan
sistem deposit. Nilai deposit ini besarnya Rp 100.000 untuk sekali
peminjaman. Uang deposit akan dikembalikan jika mainan sudah
dikembalikan. Selain deposit, untuk menjamin keamanan mainan yang
dipinjamkan, penyewa diminta menunjukkan identitas asli dan menyerahkan
fotokopinya.
Dalam sebulan Jessica bisa
menangguk omzet berkisar Rp 30 juta hingga Rp 50 juta. Jumlah itu baru
dari pembayaran sewa mainan ini, belum termasuk ongkos kirim. Ia bilang,
rata-rata tarif mainan yang disewa berkisar Rp 150.000 hingga Rp
200.000.
Dari omzet tersebut, para pemain
bisa mendapatkan profit berkisar 30 persen hingga 50 persen. Keuntungan
usaha ini lumayan besar, karena biaya operasional usaha ini cukup murah.
Selain gaji karyawan, pemilik usaha
ini harus menganggarkan biaya untuk membeli cairan pembersih dan
antiseptic. Namun, jika mainan dikembalikan dengan kondisi kotor, FTR
pun akan mengutip biaya pembersihan mainan sebesar Rp 20.000.
Biasanya, mereka juga menyewa tempat untuk menyimpan mainan. Namun, bisa juga memakai rumah
sendiri sebagai tempat penyimpanan. Jangan lupa, Anda juga harus
menganggarkan biaya investasi untuk membeli mainan-mainan baru atau
untuk memperbanyak koleksi mainan yang akan dipinjamkan.
Amelia pun menuturkan, salah satu
kelebihan dari usaha ini adalah tak perlu memiliki showroom untuk
memajang koleksi mainan. “Cukup dengan situs yang mencantumkan katalog
jenis mainan dan fasilitas lainnya, Anda sudah bisa menjajakan mainan
sewaan,” katanya. Ini tentunya akan menghemat modal yang Anda keluarkan
pada awal usaha.
Koleksi beragam
Modal bisnis ini terbilang kecil.
Saat memulai usahanya, Amelia merogoh kantong hingga Rp 50 juta. Adapun
Jessica membutuhkan modal Rp 100 juta. Tapi, asyiknya, hanya dalam
rentang waktu empat hingga lima bulan, modal telah kembali.
Nah, apakah Anda tertarik untuk
menggeluti usaha ini? Jessica pun memberi masukan, bisnis ini bisa
dilakoni di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan
dan Yogyakarta. Alasannya, kesadaran orang tua untuk memberi anak mainan
sesuai dengan perkembangan usia mulai tinggi di kota-kota besar.
Untuk memulai usaha ini, pertama
yang harus dilakukan adalah belanja mainan. Pastikan, Anda mengetahui
produsen yang sudah memiliki nama, baik untuk keamanan struktur mainan
dan bahan bakunya.
Demi menghemat biaya, Anda pun
bisa menitipkan belanja pada kerabat yang berada di luar negeri. Selain
itu, Anda juga bisa berburu melalui distributor resmi mainan anak
tersebut di Indonesia.
Dalam bisnis ini, koleksi yang
cukup beragam menjadi kunci sukses menggaet pelanggan. Amelia mengaku,
saat ini, sudah memiliki 500 koleksi mainan. Khusus mainan favorit,
sebaiknya sediakan lebih dari satu unit.
Contoh mainan favorit anak umur
6—12 bulan adalah jumperoo dan exersaucer. Adapun untuk anak umur 12-6
tahun adalah slide swing, playhouse, mobil-mobilan, dan roller coaster.
Setelah stok barang beres, kini
giliran untuk membuat situs sebagai etalase usaha Anda. Situs yang
menarik dan pelayanan memuaskan menjadi komponen utama bisnis ini.
Pelayanan yang memuaskan bisa
dilihat dari keragaman mainan serta terjaminnya kebersihan, keamanan,
dan kenyamanannya. Usahakan agar mainan rutin dibersihkan, yakni sebulan
sekali, saat akan dipinjamkan dan saat dikembalikan.
Jangan lupa pula, memeriksa
kondisi dan keamanan mainan. Rentang umur mainan beragam, biasanya 1—2
tahun. “Jika sudah dua tahun, kita harus siap untuk menggantinya agar
tak membahayakan,” jelas Amelia.
Selain itu kenyamanan juga perlu
diperhatikan. Biasanya, ada penjelasan di setiap mainan, terkait target
usia anak yang memakainya, berat dan tinggi si anak. Pastikan Anda
menerangkan hal-hal penting tersebut sebelum bertransaksi dengan
konsumen. Kalau perlu, ajak konsumen ikut memeriksa setiap detail mainan
yang ingin dipinjam demi keuntungan bersama juga.
Hal tersebut juga mengurangi
risiko terjadinya kecelakaan saat anak menggunakannya. “Di FTR, kami
pasti menerangkan lebih dulu cara penggunaan, termasuk do’s & don’ts
dari setiap item,” kata Jessica. Selain menjaga keamanan, lanjutnya,
itu bisa menjadi antisipasi FTR jika ternyata ada kerusakan pada mainan
saat masih di tangan pemakai.
Setelah persiapan internal
mantap, saatnya Anda menentukan media promosi. Karena pangsa pasarnya
adalah orang tua, iklan di media online bisa menjadi pilihan. Jika ada
bujet lebih, Anda bisa memasang iklan di majalah khusus orang tua dan
keluarga.
Ide promosi kreatif bisa dilihat
dari FTR. Saat ini, mereka menggelar indoor playground bekerja sama
dengan Apartemen Pantai Mutiara, Jakarta. Penghuni apartemen dan
konsumen FTR bisa bermain gratis di arena tersebut.
Selain itu, Jessica juga
mempromosikan usahanya melalui kerja sama liputan di salah satu program
televisi swasta pada segmen bisnis. Tapi, yang paling efektif adalah
promosi yang dilakukan oleh konsumen sendiri, yakni promosi dari mulut
ke mulut.
“Jadi, customer sendiri menjadi
media promosi dari FTR karena mereka merasa puas dengan layanan FTR dan
mempromosikan ke teman dan saudaranya,” terang Jessica. (bn)
Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/kembangkan-uang-anda/23370-anda-punya-modal-rp-100-juta-bukalah-bisnis-rental-mainan-anak.html