Kawah Putih merupakan salah satu tempat paling mempesona dan menakjubkan di kawasan selatan Bandung. Struktur bentang alamnya begitu unik, danau berwarna putih kehijauan dikelilingi tebing batuan warna coklat dan pepohonan hijau, membentuk perpaduan yang serasi. Tempat yang sering menjadi objek para pasangan untuk berfoto pre wedding, karena keindahan dan keunikan tempat ini sudah melegenda di kalangan Outdoor photographer
Setelah memasuki area kawah putih Anda pasti akan terpaku dan terpana begitu melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana menakjubkannya genangan air yang berwarna putih disertai asap yang mengepul diatasnya. Warna danau kawah putih tidak selalu berwarna putih, warna putih kawah merupakan warna yang paling sering ditemui saat berkunjung, terkadang air berwarna hijau apel dan kebiru-biruan, bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu.
Kawah Putih adalah danau kawah dari Gunung Patuha, sebuah gunung api aktif pada jalur Busur Sunda dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut (dpl). Sebenarnya ada dua kawah Gunung Patuha, yaitu Kawah Saat (surut dalam bahasa Sunda) yang terletak di sebelah barat laut 600 m dari Kawah Putih. Yang kedua adalah Kawah Putih yang mempunyai kedalaman sekitar 8 meter dengan suhu antara 26 – 34 0 Celcius.
Kawah Putih terletak di Kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Jarak dari Kota Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat sekira 46 km, bila dari Soreang, ibukota kabupaten Bandung berjarak sekira 35 km.
Menurut beberapa catatan, kedua kawah Gunung Patuha tersebut terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Sejak abad XVI sampai saat ini belum terlihat aktifitas gunung api lagi, namun adanya aktifitas magma ditunjukkan oleh tingginya kadar asam air danau Kawah Putih ( pH 0,5 – 1,3 ) sebagai hasil dari kondensasi gas SO2, H2S dan HCl di dasar danau, membentuk endapan kaya sulfur.
Danau kawah putih mempunyai diameter sekira 300 m, dan temperature variatif antara 26 – 34 0 C. Komposisi endapan sulfur, sulfide, batuan andesit, dan lainnya membuat warna air danau tampak berwarna, dominan adalah warna putih, kuning kehijauan. Air danau kadang suka berubah warna kalau dilihat dari atas, mungkin hal ini disebabkan oleh intensitas matahari serta pantulannya pada dasar danau. Hal ini menambah keelokan pemandangan di kawah putih.
Legenda Kawah Putih
Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau “Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Mitos dan misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining ‘Kawah Putih‘. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat disebut domba lukutan.
Baru pada tahun 1987 PT Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten mengembangkannya menjadi sebuah objek wisata. Perum Perhutani Unit III adalah pengelola kawasan hutan lindung dan hutan produksi di Jawa Barat dan Banten. Obyek wisata Kawah Putih kebetulan berada di kawasan hutan lindung Kesatuan Pemangku Hutan ( KPH ) Bandung Selatan. Keindahan panorama kawah putih semakin terkenal, karena sering digunakan untuk lokasi syuting film, dan lokasi pemotretan model.
Setelah memasuki area kawah putih Anda pasti akan terpaku dan terpana begitu melihat dan menyaksikan sendiri bagaimana menakjubkannya genangan air yang berwarna putih disertai asap yang mengepul diatasnya. Warna danau kawah putih tidak selalu berwarna putih, warna putih kawah merupakan warna yang paling sering ditemui saat berkunjung, terkadang air berwarna hijau apel dan kebiru-biruan, bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu.
Kawah Putih adalah danau kawah dari Gunung Patuha, sebuah gunung api aktif pada jalur Busur Sunda dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut (dpl). Sebenarnya ada dua kawah Gunung Patuha, yaitu Kawah Saat (surut dalam bahasa Sunda) yang terletak di sebelah barat laut 600 m dari Kawah Putih. Yang kedua adalah Kawah Putih yang mempunyai kedalaman sekitar 8 meter dengan suhu antara 26 – 34 0 Celcius.
Kawah Putih terletak di Kecamatan Ciwidey, kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Jarak dari Kota Bandung, ibukota Provinsi Jawa Barat sekira 46 km, bila dari Soreang, ibukota kabupaten Bandung berjarak sekira 35 km.
Menurut beberapa catatan, kedua kawah Gunung Patuha tersebut terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Sejak abad XVI sampai saat ini belum terlihat aktifitas gunung api lagi, namun adanya aktifitas magma ditunjukkan oleh tingginya kadar asam air danau Kawah Putih ( pH 0,5 – 1,3 ) sebagai hasil dari kondensasi gas SO2, H2S dan HCl di dasar danau, membentuk endapan kaya sulfur.
Danau kawah putih mempunyai diameter sekira 300 m, dan temperature variatif antara 26 – 34 0 C. Komposisi endapan sulfur, sulfide, batuan andesit, dan lainnya membuat warna air danau tampak berwarna, dominan adalah warna putih, kuning kehijauan. Air danau kadang suka berubah warna kalau dilihat dari atas, mungkin hal ini disebabkan oleh intensitas matahari serta pantulannya pada dasar danau. Hal ini menambah keelokan pemandangan di kawah putih.
Legenda Kawah Putih
Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau “Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Mitos dan misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining ‘Kawah Putih‘. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat disebut domba lukutan.
Baru pada tahun 1987 PT Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten mengembangkannya menjadi sebuah objek wisata. Perum Perhutani Unit III adalah pengelola kawasan hutan lindung dan hutan produksi di Jawa Barat dan Banten. Obyek wisata Kawah Putih kebetulan berada di kawasan hutan lindung Kesatuan Pemangku Hutan ( KPH ) Bandung Selatan. Keindahan panorama kawah putih semakin terkenal, karena sering digunakan untuk lokasi syuting film, dan lokasi pemotretan model.
Sumber / Link : explorebandungselatan